Manggarai, NTT.infopertama.com – Status desa Bangka Wela sebagai desa persiapan (Pemekaran dari desa Goloworok) jadi perhatian warga kampung Wela. Mereka meminta kepada Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat agar segera mendefinitifkan statusnya.
Permintaan itu mereka kemukakan kepada gubernur Viktor saat kunjungan kerja di wilayah itu, Selasa (19/04/2022).
“Meminta Gubernur agar berkenan mempercepat proses pendefenitifan Desa Bangka Wela yang saat ini masih berstatus desa persiapan.” Ungkap Warga kepada gubernur Viktor yang berdampingan dengan bupati Manggarai, Herybertus Nabit.
Terhadap permintaan ini, Gubernur mengatakan, ia bersama Bupati Manggarai akan segera berkoordinasi dengan Mentri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian agar bisa mempercepat prosesnya.
“Balik dari sini, saya bersama pak Bupati, kami akan mengecek kepada pak Mendagri untuk biar itu dapat dipercepat. Agar masyarakat di sini bisa punya desa sendiri,” kata Viktor yang spontan mendapat tepuk tangan warga.
Pada Kunker saat itu, gubernur Viktor berkesempatan melakukan penanaman bibit Bambu secara simbolik. Pembibitan Bambu ini adalah proyek yang berada di bawah pengawasan Yayasan Bambu Lestari yang memanfaatkan kelompok ibu-ibu sebagai pelopor dengan julukan sebagai ‘pejuang iklim‘.
Sambut Pabrik Pengolahan Bambu
Untuk Desa persiapan Bangka Wela, sudah menghasilkan 245.000 bibit Bambu yang dari 47 kelompok di desa itu. Dari jumlah itu, Yayasan Bambu Lestari mengklaim sudah menghasilkan uang sebesar Rp612.500.000 bagi kelompok ibu-ibu ini dari usaha pembibitan bambu.
Atas capaian ini, Gubernur Viktor memberikan apresiasi. Menurutnya, menanam Bambu sama artinya menanam Air. Kata dia, Bambu mempunyai banyak manfaat untuk kehidupan. Selain sebagai bahan konstruksi bangunan, juga untuk meningkatkan volume air.
“Tanam Bambu itu sama artinya tanam air. Karena dalam satu rumpun Bambu itu bisa menyimpan 5000 liter air. Jadi, saya harap 245 ribu bibit yang tanam di sini harus jadi semua. Kalau jadi semua, maka tahun depan saya akan datang kembali dan nginap semalam di desa ini,” ucapnya.
Ia juga mengaku bahwa Presiden Jokowi sudah menyampaikan pesan kepada dirinya melalui Menteri Koperasi agar di Flores nantinya akan dibuka pabrik pengolahan Bambu.
“Kemarin Presiden menyampaikan kepada saya lewat menteri koperasi, beliau (Presiden, pen) sudah menyiapkan agar di Ngada, karena di Ngada mempunyai 28 juta anakan bambu yang sudah ada. Kita persiapkan industrinya di sana, pabriknya di sana. Kalau sudah punya pabrik, maka kita bisa bikin baju, bahan bangunan juga dari bambu,”
“Jadi kita tanam Bambu saat ini, juga untuk kepentingan generasi kita nanti,” tandasnya.
Usai di Wela, Gubernur selanjutnya berkunjung ke Desa Nao, Kecamatan Satarmese.