Sendal Seribu, Menduduki Tempat yang Terhormat

Sabtu, 29 Oktober 2022
Hari Biasa, Pekan Biasa XXX
Flp.1:8b-26; Mzm 42:2.3.5bcd; Luk. 14:1.7-11
[Thn. V-SS/301/10/2022]

Ziarah Rosario Suci Santa Perawan Maria Hari Ke-29

Marilah kita berdoa: YESUS, SUMBER KASIH SEJATI, Engkau memanggil aku, bukan hanya agar aku dapat tinggal di dalam kasihMu, melainkan agar aku berani untuk mengambil resiko bagiMu. KasihMu menarik aku, KasihMu memanggil aku dan kasihMu juga yang menguatkan aku untuk bertahan di tengah situasi yang penuh denan tantangan dan cobaan. Kuatkan aku selalu untuk menyelesaikan rencanaMu dalam hidupku, sampai aku berhak mendapatkan mahkota keabadian yang KAU janijkan bagi mereka yang setia mengabdikan seluruh hidup dan pangilan bagi karya cinta kasihMu, kini dan sepanjang segala masa, Amin.

Pada suatu hari Sabat Yesus masuk rumah seorang pemimpin orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. Melihat tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat terhormat, Yesus lalu mengatakan perumpamaan berikut, “Kalau engkau diundang ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan. Sebab mungkin ada undangan yang lebih terhormat daripadamu. Jangan-jangan orang yang telah mengundang engkau dan tamu itu berkata kepadamu, ‘Berilah tempat itu kepada orang ini.’ Lalu dengan malu engkau harus pindah ke tempat yang paling rendah! Tetapi apabila engkau diundang, duduklah di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata, ‘Sahabat, silakan duduk di depan.’ Dengan demikian engkau mendapat kehormatan di mata semua tamu yang lain. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”

Menduduki Tempat yang Terhormat

“Jangan menyesali dirimu bila engkau merasa tidak berarti apa-apa, sebab dengan demikian Yesus akan mengisi dirimu dengan segala-galanya,” St. Josemaría Escrivá*

Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih,
Siapakah yang empunya tempat yang terhormat? Pemiliknya adalah pemilik kerendahan hati. Mengapa? Karena nilai dari sebuah kehormatan bukan dinilai berdasarkan pada jabatan, pangkat tetapi nilai kehormatan itu terdapat dalam diri, pribadinya. DAN ITU HANYA DIMILIKI OLEH ORANG YANG RENDAH HATI. Kita menghormati orang lain bukan karena atribut manusiawi atau karena jabatan tertentu tetapi kita mau menghormati sesama karena sesama adalah pribadi yang layak untuk dihormati dan dicintai. Citra Allah yang layak mendapatkan perlakukan sama sebagaimana kita menghormati diri kita sendiri.

Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih,
Hari ini kita mendengarkan Yesus yang memberikan sebuah perumpamaan tentang tempat yang terhormat. Dalam perumpamaan ini, Yesus menjungkirbalikkan pemahaman orang-orang Farisi yang merasa diri sebagai orang yang terhormat. Mereka lupa bahwa dalam kamus kehidupan Yesus, orang yang terhormat bukan dinilai atau diukur dari prestasi dan jabatan yang dimiliki tetapi orang yang terhormat diukur dari kedalaman hatinya yang selalu bersikap rendah hati di hadapan Allah dan sesama. Orang-orang Farisi berusaha untuk menduduki tempat terhormat dan dihargai oleh manusia. Tetapi mereka lupa untuk berusaha memiliki tempat terhormat di dalam Allah. Kesombongan diri yang berlebihan menyingkirkan mereka dari tempat yang terhormat di dalam Allah.

Sabahat SENDAL SERIBU,
Mari kita berbenah. Perjuangan hidup kita saat ini adalah untuk menduduki tempat terhormat di dalam Allah. Sikap dasariah yang perlu dibangun adalah kerendahan hati. Sikap ini akan menyadarkan kita akan kepapaan diri kita, keberdosaan kita, kemalangan kita dan keterbatasan kita. Dan, Sikap ini pula akan menyingkirkan segala kesombongan, ingat diri yang berlebihan, sikap iri hati, sikap yang memandang rendah sesama, dan membongkar egoism yang berlebihan. Butuh kerelaan dalam diri untuk bertumbuh menjadi pribadi yang rendah hati agar dapat menduduki tempat terhormat di dalam Allah. Apa gunaya kita memiliki kehormatan di dunia ini tetapi kita kehilangan rahmat dan kasih Allah yang membawa kita untuk duduk di tempat terhormat bersama denganNya?

Marilah kita menanggalkan kebiasaan dan kecenderungan dalam diri yang membawa kita kepada kesombongan diri dan mulailah dengan bersikap rendah hati sebab dengan cara itu kita telah mencuri hati Allah sehingga Allah tidak segan-segan mencurahkan berkat dan kasihNya kepda kita setiap hari dalam hidup harian kita.

terhormat

Dio Vi Benedica
Salam dan doaku KASIH PUTIH dari HATI yang TULUS MENCINTAI
Berkat dan doaku
Pastor Ryano Tagung, Pr
Paroki Santu Yusuf, Benteng Jawa