VBL Klaim 50 hektar Lahan TJPS di Compang Ndejing, Masyarakat: Kami Butuh Irigasi

TJPS
Foto: (infopertama/afri cundul)

Borong, NTT.infopertama.com – Gubernur Provinsi NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) bersama bupati Manggarai Timur (Matim) Agas Andreas mengunjungi dan melihat program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) di desa Compang Ndejing, kecamatan Borong.

Dalam agenda kunjungan kerja Gubernur NTT di Kabupaten Manggarai Timur, agendanya mengunjungi para petani dalam kegiatan panen raya program TJPS di desa Compang Ndejing.

Sebagai kepala Daerah Andreas Agas menyambut baik kedatangan VBL di Matim. Karenya, Agas pun selalu mendorong masyarakat agar lebih giat budidaya tanam jagung agar bisa meningkatkan taraf ekonomi yang lebih baik.

Dalam sambutannya di desa Compang Ndejing, kepada Gubernur VBL bupati Agas menuturkan banyak harapan yang masyarakat Matim rindukan. Khususnya warga di Elar Selatan.

“Di antaranya yakni infrastruktur jalan dan pabrik pakan ternak di kecamatan Elar Selatan,” ucap Agas.

Sementar itu, VBL dalam sambutannya
di hadapan masyarakat Compang Ndejing mengaku kesiapan pemerintah mendatangkan alat untuk mengolah pakan ternak.

Jagung, batang, daun jagung dan terlalu banyak tanaman yang bisa jadikan pakan ternak yang ada di NTT.

“Bukan cuma jagung dan kelapa, tanaman Kelor juga harus ditanam agar bisa diolah menjadi shampo kelor.” Pungkas VBL.

Klaim VBL 50 Hektar Lahan TJPS

Namun, masih dalam sambutannya, VBL juga mengakui bahwa NTT masih tersandera kategori provinsi termiskin di Indonesia. Menurutnya, hal tersebut karena pola pikir masyarakat NTT dinilai masi minim.

“Kita harus mampu mengelolah hasil pertanian dan bisa menghasilkan uang.
Mangarai timur punya potensi maju dari berbagai bidang.”

“Dengan 50 hektar lahan tanam jagung di desa compang Ndejing saya janji siap
memberi bantuan, traktor alat pengolah pakan ternak.” Ungkap VBL.

Klaim VBL soal luas area program TJPS nampaknya mendapatkan bantahan dari sejumlah warga desa.

Salah satunya, Stefanus Jagur, warga desa Compang Ndejing. Kepada jurnalis infopertama.com, Stefanus menyampaikan kekecewaanya.

“Jujur kami sangat kecewa. Laporan bawah lahan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) disebut 50 hektar oleh pemerintah, sementara lahan tersebut itu di mana? Jangan-jangan itu sebagai data fiktif!” Pungkas Stefanus.

Setahu kami, tambah Stefanus, “Warga desa Compang Ndejing lahan pertanian pada umumnya berbasis persawahan. Dan, kami cuma membutuhkan pembangunan irigasi,” tuturnya.

Hadir dalam agenda tersebut rombongan pemerintah provinsi NTT juga Rombongan pemda kab. Manggarai Timur serta pihak Bank NTT.